Halaman

Kamis, 04 Agustus 2011

Ibu yang stress dan anak yang sholeh


Alhamdulillah, saya masih dikaruniakan waktu oleh Allah swt. Pagi tadi, ba’da sholat Shubuh saya kembali diberi kesempatan menyimak ceramah Aa di masjid Daarut Tauhiid. Dalam ceramahnya Aa menyarankan supaya kita jangan mengukur sebuah kesuksesan hanya dari topeng duniawi. Tapi berdasarkan firman Allah swt. bahwasannya “orang yang Allah kehendaki padanya kebaikan, maka Dia karuniakan kepadanya pemahaman pada agama”. Tapi, di luar tema tersebut (menurut saya), saya tertarik pada dua buah kisah yang Aa ceritakan dan salah satunya saya ingin menceritakannya kembali di sini. Semoga bermanfaat.

Dikisahkan ada seorang ibu yang sedang mengeluh kepada anaknya.

Ibu : “Ibu saakkkiiiitttt haatiii, nak.” (meringis seperti orang kesakitan)

Anak : “Bu, biasa aja. Bilang sakit hati aja susah amat. Kan tinggal bilang aja, ‘saat ini ibu sedang sakit hati’.”

Ibu : “Tapi hati ibu saakkkiiiittt banggeeeettt (masih meringis). Ibu ga bisa teriimaaa.”

Anak : “Emang ibu dikasih apa?? Kok ga bisa nerima??.”

Ibu : “Iiih, kamu mah! Bukan gituu.”

Anak : “Terus apa atuh, bu?”

Ibu : “Ibu dihina, sayang. Ibu ga bisa terimaa. Saaakkkiiiiitttt!!”

Anak : “Harusnya ibu bahagia bukan sedih.”

Ibu : “Lho? Kok bahagia?? Ibu dihina, sayang. Saakkkkiiiitttt!!”

Anak : “Bu, harusnya ibu bahagia karena masih ada orang yang peduli sama ibu. Bu, orang yang menghina ibu itu, dia selalu mikirin ibu tiap waktu. Ibu sudah tidur pun, dia masih aja sibuk mikirin ibu. Saking pedulinya dia sama ibu. Kenapa ibu sedih??”

Ibu : “Iya gitu, nak??”

Anak : “Nih, saya kasih tau y, bu. Kalo ibu dihina berarti dosa ibu berguguran, pahala orang yang menghina ibu pindah ke ibu dan dosa ibu pindah ke dia. Coba bayangkan! Kalo ibu terus-terusan dihina dan ibu sabar, dosa-dosa ibu makin berkurang dan pahala ibu nambah terus. Ibu ga seneng dapat banyak pahala??”

Ibu : “Iya ya?? Mmmmhhh, kalo gitu ibu mau nyuruh tetangga menghina ibu semuanya.”

Anak : “Jangan, bu! Ah, ibu mah. Kalo gitu mah atuh beda urusannya.”

Ibu : “Hehehehe.. Bercanda atuh, sayaang. Kamu memang anak sholeh, nak. Ga sia-sia ibu masukin kamu ke Daarut Tauhiid.”

Anak : “Ah, ibu bisa aja. Syari’atnya memang Daarut Tauhiid, tapi tetap yang Maha Mengaruniakan Ilmu kan cuma Allah, bu. Oia, satu lagi. Kata Aa Gym, yang bahaya itu bukan kita dihina orang tapi kita menghina orang. Ga ada pengaruh penilaian makhluk mah, bu. Yg penting itu penilaian Allah. Walaupun seluruh dunia menghina ibu, tapi kalau Allah suka sama ibu, itu karunia dari Allah. Tapi walaupun seluruh dunia menyukai ibu, kalau Allah menghinakan ibu, itu baru bahaya. Ibu ngerti kan??

Ibu : “Iya, sayang. Ibu mengerti. Makasih ya, sayaang. Kamu memang anak yang pinter. Anak siapa sih?? (sambil merangkul anaknya)”

Anak : “Kan anak ibu.”

2 komentar:

Ummu Hazirah mengatakan...

jadi penasaran denger versi aa gym langsung...^^

Arahmat Jatnika mengatakan...

dengerin 102,7 MQFM setiap hari bada sholat shubuh. sampe kesana ga??

Powered By Blogger